Friday, February 22, 2008

si bodoh dari goa hantu

si bodoh pernah bilang, bahwa dia punya banyak teman
si bodoh pernah bilang, kalau dia bisa bantu
si bodoh pernah bilang, "eh, si orang rokok itu tertarik sama project lo!"
si bodoh pernah bilang, deadline sudah dekat

si bodoh kira... kebohongannya bisa jadi nilai tambah
si bodoh kira... dengan itu dia bisa dipandang sukses
si bodoh kira... ganja 3 linting sehari bisa nambah isi otak
si bodoh kira... gue bego, bisa percaya sama kata-kata dia


tapi si bodoh pernah mikir nggak sih... kalo dia udah tua, single, dan menyedihkan?

Tuesday, February 19, 2008

my showreel

Monday, February 18, 2008

hasil melotot di malam hari

titik demi titik
ia melambung
lelehkan liurnya ke langit
bersama lamunan awan
di langit yang kelam

pelan-pelan ia menjalar
memanjat hilir angin
lalu terhempas kembali ke tanah
melebur dengan debu
di kumuhnya darat

aku adalah buih
yang melambung seperti awan
ringan seperti asap
silau bagai aura
menembus daya

titik sampai di ujung langit
menemani surya
sinari bumi
dengan hangatnya
yang leburkan lara

penting ya nek

kriiiing kriiiing
kriiing kriiiiiiiiiiiiing!

"halo?"

!@#$%^^&*()

"iya, lo juga pergi?"

!@@##$%%^&*

"Barengan aja."

!@##$$%....

"Oke, oke..."

!@#$%^. klik.

tut tut tut...............


singkat. padat. dan nggak jelas.
basa-basi dikit nape?

Friday, February 15, 2008

Pura-Pura Besar

Ketika ia kecil, ia selalu berdiri di depan kaca dan mengeluhi dadanya yang rata. Setiap pagi ia menyumpal dadanya dengan kaus kaki, sehingga terlihat lebih besar. Sesampainya di sekolah, semua murid laki-laki menoleh ke arah dadanya yang besar disumpal kaos kaki. Ia pun tersenyum bangga karena semua orang percaya dengan kebohongan kecil yang berhasil dibuatnya.

Sepuluh tahun kemudian, ia duduk di mobilnya sambil menunggu jam pulang kantor. Setelah alarm berbunyi, ia keluar dari mobilnya dan berjalan menuju tempat tinggal sahabatnya. Ia memasuki rumah dan menyapa empat orang temannya yang juga memakai baju kantor. Mereka menghabisnya sore yang melelahkan dengan membagi cerita tentang keseharian mereka sebagai orang kantoran yang sukses, ditemani dengan sebotol anggur merah dan selinting ganja. Obrolan mabuk yang selalu menjadi ajang pamer di antara mereka selalu berjalan seru. Pembicaraan mengenai gaji dan tawaran promosi sudah menjadi topik sehari-hari mereka. Tetapi malam itu ia hanya duduk diam sambil sesekali ikut tertawa, hanya untuk meramaikan suasana.

Ia kembali ke apartemen kecilnya dan merebahkan tubuh di kasur. Ia menatap langit-langit sambil menyulut rokok mentholnya. Air mulai menggenang di kedua matanya, lalu tumpah ke segala penjuru. Ia menangis, menggerung, dan berteriak menyesali hidupnya. Tawa yang ia kumandangkan tak jarang bertentangan dengan isi hatinya. Kemandirian yang ia pamerkan kepada teman-temannya adalah pemberian keringat orang tuanya. Pekerjaan tetap yang ia banggakan ternyata hanyalah sebuah kedok untuk dipandang tinggi oleh orang-orang di sekitarnya. Padahal penghasilan pokok yang ia terima adalah hasilnya bekerja di sebuah restoran di malam hari.

Sekarang ia menangisi kebohongan-kebohongan yang melekat erat di tubuhnya. Ingin rasanya ia menelanjangi atribut-atribut itu dan melangkah ke depan dengan kebenaran.

Walaupun dengan dada rata.

tetot

yang ditunggu tak pernah datang
yang tak ditunggu datang terus
yang diharapkan datang selalu terlambat
yang tidak diharapkan cepat sekali datang
bingung
ketika yang diharapkan datang
aku tidak di rumah
sedang pergi dengan yang tak diharapkan
kesempatan terlewat lagi
sepi hati
lewatkan detik dengan yang tak diharapkan
sambil menunggu yang diharapkan datang
dengan tepat waktu

tetot
hpku berbunyi
kulihat jam
pukul 1 pagi
dia sms
aku girang
aku balas
dia balas
aku ketik
dia ketik
aku tunggu
hp diam
aku tunggu
hp diam
aku ngantuk
cape nunggu
dengkur... kur... kur...
TETOT!
sms masuk
aku girang
eh
bukan dari dia
sialan
ganggu orang tidur aja !